Senin, 07 Februari 2011

Pulau Komodo Tetap Jadi Warisan UNESCO

Senin, 07 Februari 2011 17:00 WIB


JAKARTA--MICOM: Meski diancam akan dihapus dari daftar nominasi New 7 Wonders (N7W), Pulau Komodo tetap menjadi warisan dunia yang diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

Hal itu diungkapkan  Menteri Budaya dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, saat menjelaskan duduk perkara mengenai polemik setelah Pulau Komodo akan dieliminasi dari pemilihan New 7 Wonders (N7W), Senin (7/2), , di gedung Sapta Pesona, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

"Di mata UNESCO, warisan budaya dunia seperti Borobudur dan Pulau Komodo tidak akan hilang," lanjutnya.
Terkait ancaman New 7 Wonders, Jero menjelaskan itu dikarenakan Indonesia keberatan dengan fee yang diajukan oleh pihak penyelenggara.

Menurut Jero, karena tidak bisa membayar biaya penyelenggaraan atas pemilihan N7W, Indonesia
mengundurkan diri.  "Pihak penyelenggara mengancam mulai 7 Februari, pukul 00.00, Komodo akan hilang dari nominasi," ujar Jero.




Sebagai informasi, license fee untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan N7W sebesar US$10 juta. Sementara, untuk biaya lainnya, menurut hitungan Jero Wacik, sekitar US$35 Juta.

Rencananya, pergelaran final N7W akan berlangsung pada 11 November 2011 dan pihak Kemenbudpar sendiri mengklaim tidak pernah menandatangani kesepakatan apa pun dengan yayasan tersebut.

"Setelah saya hitung-hitung. Dan dengan pertimbangan belum tentu menang. kok saya pikir eman-eman (sayang) uangnya," ujar Jero.

Ia juga mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan penyelenggara sangat tidak sportif. "Kalau memang akhirnya dihapus, menurut hitungan saya, kita tetap tidak rugi karena orang-orang seluruh dunia sudah mengenal Komodo. Hitung-hitung buat promo, jadi enggak rugilah," ujar Jero.

Biaya yang sudah dikeluarkan Kemenbudpar sendiri untuk mempromosikan "vote Komodo" sudah mencapai Rp10,5 miliar dalam 3,5 tahun.

Saat ini, Kemenbudpar juga sudah menyiapkan tuntutan kepada yayasan N7W melalui kuasa hukumnya yang diwakili oleh Todung Mulya Lubis. "Kalau kami tidak jadi menjadi tuan rumah kok di-delete? Ini enggak fair. Mestinya mereka cari tuan rumah lainnya. Kan masih ada 27 negara lainnya," tandas Jero.

"Saya akan cek juga kepada menbudpar negara lainnya. Siapa tahu mereka juga di-gini-kan," tegas Jero. (*/OL-11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar